ORA WEDI GETIH !!!!!!!!!!!!

selamat datang di blog kami
kalau anda orang indonesia yang cinta indonesia kunjungi kami di sini

Jumat, 21 Oktober 2011

Blunder PSSI Bung Djohar


Kontroversi, sebuah kata yang nampaknya sangat lekat dan identik dengan organisasi sepakbola tanah air, PSSI. Sejak lama organisasi yang lebih tua dari Negara Indonesia tercinta ini sering dilanda isu-isu yang tak ada habisnya. Umumnya, bukan kabar baik yang muncul dari kantor pusatnya di Senayan, melainkan citra buruk terus terpampang jelas di wajah organisasi olahraga nomor wahid di tanah air itu. Yang paling fenomenal adalah era kepemimpinan Nurdin Halid. Era Nurdin dianggap masyarakat pecinta sepakbola nasional sebagai masa terburuk dalam sejarah kepengurusan Federasi tersebut. Nurdin dianggap banyak pihak terlalu menyeret sepakbola ke ranah politisasi yang seakan-akan menjadikan sepakbola sebagai barang dagangan yang seenaknya sendiri dijual ke partai politik tertentu sebagai ajang kampanye paling efektif. Namun bukan cuma zaman Nurdin saja terdapat banyak kontroversi, Di era kepemimpinan baru, Prof Djohar Arifin Husin dan organisasi yang dipimpinnya dianggap melakukan hal nyaris serupa dengan Nurdin Halid cs. Banyak keputusan yang sangat kontroversial lahir di awal kepemimpinannya di PSSI. Mulai dari Kompetisi, Hak Siar, hingga sapu bersih dan cuci gudang yang diterapkannya terhadap sepakbola dalam hal ini PSSI. Berikut ane akan membahas blunder-blunder yang dilakukan PSSI era Djohar AH.
Sapu Bersih Serba Nurdin
Bukan hanya perusahaan yang mampu melakukan cuci gudang alias sapu bersih, Organisasi yang memiliki anggaran dasar dan rumah tangga yang jelaspun mampu melakukannya dengan sangat simpel dan cepat sekali.
1. Pecat Riedl
Kesan anti Nurdin begitu lekat dengan PSSI baru ini. Ekspektasi masyarakat yang terlanjur benci dengan Nurdin Halid memang sangat besar terhadapnya, namun sang profesor keblabasan dengan membuang semua yang berbau Nurdin. Mulai dari pengurus, Kompetisi, bahkan hingga Pelatih Timnas yang sebenarnya hanya mengurusi teknis bermain jadi kena batunya dianggap sebagai antek nurdin. Dianggap tak punya surat kontrak dengan PSSI, Alfred Riedl yang cemerlang di AFF akhir tahun lalu harus merelakan pekerjaannya diambil orang hanya karena komunikasi yang salah.
2. Kompetisi Amburadul

Jika mencari prestasi apa yang mampu diberikan Nurdin Halid dalam Kpemimpinannya sejak tahun 2003 di PSSI, jawabannya adalah ISL. ISL menjadi kompetisi paling sempurna dalam sejarah sepakbola tanah air. ISL menjadi kompetisi resmi, profesional, dan punya nilai jual yang bagus. Banhkan menurut penilaian AFC, Kompetisi yang dimulai sejak 3 tahun silam ini menduduki ranking 8 Asia dan masih yang terbaik di daratan ASEAN. Bahkan soal sponsorship, ISL hanya kalah dari Jepang. Ngebanggain kagak tuh gan... Dari tahun ke tahun ISL semakin mantap dan membenahi dirinya. Kompetisi dibawah naungan PT LI ini semakin sedikit mEndapat kritik. Kompetisi yang dikenal selalu khas dengan keributan dan anarkisme suporter ini, menjadi harum citranya dari tahun ke tahun. Tak lagi terdengar keributan antar suporter di ISL edisi terakhir. Bahkan kita boleh bangga dengan suporter-suporter yang slalu meramaikan pentas kasta tertinggi kita tersebut. Memang ISL belum sempurna, masih banyak kekeliruan dan kelemahan yang ada saat berjalannya kompetisi. Namun jika kompetisi yang sedang bertahap menjadi lebih baik itu dirombak dengan cara yang sangat tidak elegan dan cenderung sangat memaksa.
PSSI baru ala Profesor Djohar membuat mawut(amburadul)kompetisi tersebut. Keputusan-keputusan aneh yang banyak dibuat soal kompetisi rasanya sangat mencerminkan sikap tak profesional PSSI. Ide tentang kompetisi terus-menerus berubah, setelah akan menggelar kompetisi dengan format 2 wilayah, lalu 1 wilayah dengan 18 tim. Kini PSSI mantap dengan kompetisi 1 wilayah 24 tim. Jelas sangat aneh. PSSI terlihat sangat mengakomodir banyak kepentingan, salah satunya dari LPI. Kompetisi PERUSAK bentukan Arifin Panigoro sangat mencerminkan sikap gegabah yang ditunjukkan PSSI. Banyak tim yang langsung masuk ISL tanpa promosi misal PSMS Medan yang memang karena Djohar orang Medan yang punya fanatisme terhadap Ayam Kinantan. Memungut kembali Bontang FC ke kasta tertinggi. Dan yang paling kontroversial mengakomodir 4 tim eks LPI antara lain Persema, Persebaya, Persibo, dan PSM. Sampai hari diterbitkannya entri ini, belum jelas kelangsungan kompetisi ini. Bahkan kompetisi tandingan siap digelar 14 tim lain yang membelot. Nama yang dipakai juga terdengar sangat LPI, nama yang dipakai ialah Indonesia Premier League, atau jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti Liga Primer Indonesia. Pengurus liga ini juga orang LPI, lihat saja Sihar Sitorus yang merupakan anggota k73, Abi Hasantoso orang LPI juga. Sukses bagi Gundol dan kawan-kawan, dengan kekayaannya bos Medco ini mampu menyetir orang-orang PSSI.
3. Hak Siar Kacau Balau


Soal hak siar, ANTV menjadi yang paling dirugikan. TV Swasta milik keluarga Bakrie tersebut harus merelakan 2 proyek besar soal penyiaran sepak bola Indonesia. ANTV yang sebelumnya mendapat hak siar ISL dan pertandingan Timnas Indonesia harus merelakan hak tersebut karena manajemen tender yang tak transparan dan cacat hukum.
Soal siaran timnas yang sedianya akan disiarkan oleh ANTV selama beberapa tahun ke depan harus diberikan ke SCTV. Lagi -lagi ANTV kehilangan hak menyiarkan laga kompetisi karena diraup oleh MNC Group. Entah karena sikap anti-Nurdin yang lekat sehingga keluarga Bakrie yang dikenal sangat dekat dengan Nurdin harus kena batunya.
Demikian blunder-blunder yang dilakukan PSSI di periode awal kepemimpinannya. Kendati terlalu singkat menilai prestasi mereka di waktu sesingkat ini, tapi kita tentu berharap perbaikan di masa depan. Thx 4 Read entri ane. cakepan lagi kalo komen. Entri Ini No Repost. Kalo ada yang sama berarti copas dari blog ane. Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar