ORA WEDI GETIH !!!!!!!!!!!!

selamat datang di blog kami
kalau anda orang indonesia yang cinta indonesia kunjungi kami di sini

Selasa, 30 Agustus 2011

RISING STAR ISL 2010/2011

Tanpa terasa ISL musim 2010/2011 telah usai dan banyak menghasilkan cerita-cerita menarik serta pemain debutan yang tampil baik di sepanjang kompetisi musim lalu. Berikut ini adalah beberapa pemain lokal yang menjadi rising star musim lalu yang layak kami apresiasi.
1. Joko Sasongko (Pelita Jaya)

Joko Sasongko menjadi sosok yang tampil baik bersama The Young Guns dalam kompetisi tahun lalu.Joko dianggap seorang gelandang serang muda yang mampu berkreasi baik sebagai gelandang sayap maupun sebagai penyerang lubang.Joko memiliki nilai tambah yang lain,yaitu kaki kiri yang sangat berbahaya yang menjadikannya penembak bola mati yang sangat ditakuti lawan.
2. Dirga Lasut (Sriwijaya)

Awalnya tak ada yang menyangka jika pemuda asal Sulut ini menjadi sosok andalan di Sriwijaya.Pasalnya, melimpahnya stok gelandang yang punya kemampuan di atas rata-rata macam Firman Utina,Ponaryo,Mahyadi,Arif Suyono maupun Okto Maniani. Namun Dirga menjawab kepercayaan yang diberikan Ivan Kolev untuk mendampingi Ponaryo Astaman di kala FU15 tak tampil karena cedera.Tampil baik sebagai gelandang bertahan maupun motor serangan menjadikan Dirga tak tergantikan di lini tengah.
3. Titus Bonai (Persipura)

Di antara banyaknya stok penyerang di Persipura macam Boas,Rahmad Rivai maupunTinus Pae, nama Tibo dianggap sosok paling minim pengalaman dari semua penyerang di klubnya.Tapi siapa yang menyangka jika pemuda yang satu ini justru menjadi ujung tombak dari skema 4-2-3-1 ala Jacksen Tiago. Perpaduan antara kecepatan,naluri membunuh,maupun skill menawan yang dimilikinya menjadikan Tibo pemain yang sangat berbahaya di daerah pinalti lawan.
4. Sunarto (Arema)

Tak ada yang menyangka jika seorang Sunarto mampu tampil baik di Arema musim lalu.Arema memiliki banyak penyerang berkelas dan lebih berpengalaman dibanding pemuda kelahiran 1990 itu.Sebut saja Noh Alam Shah,Chmelo,Musyafri,Amiruddin maupun Yongky Aribowo.Sunarto yang jebolan Arema junior mampu menunjukkan konsistensinya saat bermain bagi Singo Edan.Sunarto kerap menjadi penentu kemenangan bagi arema sekalipun dipasang sebagai pemain pengganti.
5. Riski Novriansyah (Persijap)

Riski Novriansyah menjadi pahlawan bagi suporter Persijap di putaran 2 ISL musim lalu.Mantan pemain Pelita Jaya ini mampu tampil baik saat dimainkan sebagai penyerang berduet dengan Beto Goncalves.Aksi penyerang yang juga bisa bermain sebagai gelandang serang maupun sayap ini nampaknya akan jadi rebutan klub-klub besar ISL musim depan.
6. Ferdinand Sinaga (Persiwa)

Satu lagi eks-Pelita Jaya yang berhasil menjadi rising star di ISL musim lalu.Ialah Ferdinand Alfred Sinaga yang tampil apik kala membela klubnya Persiwa.The Highlander julukan Persiwa tak lagi harus takut kala para penyerangnya seperti Boakay E Foday maupun Pieter Rumaropen tidak bisa bermain,karena ada pemuda bermarga Sinaga yang mampu menggantikannya dan tampil sangat baik.Ferdi awalnya bermain sebagai Winger Kiri saat bermain bagi Pelita Jaya namun karena naluri membunuhnya yang tinggi,maka Suharno pelatih Persiwa mempercayakan pos ujung tombak kepada pemuda yang satu ini.Kini panggilan timnas senior menantinya,kita tunggu saja aksinya berseragam timnas senior.
7. Lukas Mandowen (Persipura)
Tak satupun pecinta sepakbola yang mengenal nama ini sebelum kompetisi dimulai.Pemain jebolan PON Papua ini kalah tenar dibanding penyerang-penyerang Mutiara Hitam yang lain.Namun talenta pemuda ini layak diperhitungkan banyak bek lawan.Julukan supersub nampaknya layak bagi pemain tambun ini.Lukas yang hampir selalu dimainkan Jacksen Tiago di babak kedua selalu memberi kontribusi baik bagi timnya.Musim depan Lukas akan lebih matang untuk bermain di ISL.
Demikianlah ke-7 nama rising star musim lalu.Kita semua menunggu aksi mereka musim depan.

6 HAL TAK TERLUPAKAN DARI PIALA AFF 2010

Beberapa bilang ini basi, beberapa bilang hanya membuat luka lama terasa kembali pedihnya. Namun Piala AFF memang telah lama berakhir, akan tetapi seluruh Bangsa Indonesia tentu akan terus mengingat tiap detik drama yang tercipta desember tahun lalu. Memang negeri ini gagal mengangkat piala, namun bagi saya kita adalah Belandanya Asia Tenggara. Seperti belanda yang tak sekalipun mengangkat trofi walau mereka 3 kali di partai puncak, kita bahkan lebih banyak, 4 kali kita di final piala dunia medium Asia Tenggara itu tapi bernasip sial dengan tak sekalipun menggenggam titel. Namun bagi saya harga dan kebanggaan sebuah negara akan piala AFF tak sebanding dengan rasa Patriotisme dan Persatuan yang dapat diraih bangsa ini di bulan terakhir tahun lalu. Orang yang alergi terhadap sepak ola justru mencari obat penawarnya di senayan. Semuanya jadi satu, pedagang asongan, selebritis ibukota, pejabat pemerintahan, bahkan ibu-ibu rumah tangga bukti bahwa bangsa ini betul-betul bersatu Dan sembari kita mengingat rasa kebangsaan yang sempat membumbung tinggi bersama asa yang memang sudah pudar untuk mengangkat titel AFF lalu namun ada baiknya kita mengingat momen demi momen menarik sepanjang perhelatan tersebut. Berikut saya merangkumkan 6 hal yang tak bisa kita lupakan di AFF 2010 lalu
1. Kandasnya 2 Juara Terbanyak di Fase Grup

Siapa yang berani memprediksi sebelumnya jika 2 tim paling favorit juara gagal melaju ke semifinal AFF 2010 lalu. Thailand dan Singapura yang sama-sama tampil sebagai kampiun sebanyak 3 kali tak mampu berbuat banyak di AFF setahun silam. Tragisnya lagi pasukan negeri gajah putih tak mampu meraih satupun kemenangan di grup A piala AFF setahun silam. Anak asuh Bryan Robson hanya mampu meraih 2 poin hasil imbang lawan Laos dan Malaysia serta takluk dramatis dari tuan rumah Indonesia. Singapura tak setragis Thailand nasibnya. The Lions mampu meraih 4 angka hasil menang lawan Myanmar, imbang kontra Filipina dan takluk 0-1 atas Vietnam.
2. Filipina

Tak ada yang berani bertaruh rasanya jika Filipina mampu mengejutkan Asia Tenggara dengan lolos ke semifinal untuk kali pertama sekaligus memulangkan Los Galaticos Asean yaitu Singapura. Berpredikat sebagai tim yang lolos dari babak kualifikasi, The Azkals sebenarnya adalah tim terlemah di grup B sekaligus turnamen 2 tahunan itu. Namun pasukan negeri Manny Paquiao mampu memutar balikkan ramalan banyak pengamat sepak bola tentang kiprah timnas mereka.
3. Malaysia=Vietnam Indonesia=Thailand (De javu)
De javu adalah hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan ini tak terkecuali dalam sepak bola. Di turnamen AFF Cup juga terjadi peristiwa ulangan namun bedanya didapati oleh tim-tim yang berbeda. Jika melihat kiprah Malaysia di AFF tahun lalu, tentu membuat kita ingat tentang Vietnam di tahun 2008. Sama-sama terseok-seok di partai awal turnamen. Pada laga perdana, keduanya sama-sama takluk dari tuan rumah yang juga menjadi lawan tanding mereka di partai final kendati demikian mereka barhasil melakukan revenge di partai pamungkas. Nasib Indonesia juga tak jauh berbeda dengan Thailand, tampil luar biasa di partai-partai awal bahkan dengan status selalu menang keduanya tergelincir di partai final oleh lawan yang pernah mereka selamatkan di fase grup Malaysia dan Vietnam. Semua juga setuju jika AFF 2008 akan menjadi milik Thailand dan 2010 untuk Indonesia karena penampilan ciamik mereka sepanjang turnamen.

4. Firman Utina (From Hero to Zero)

Beberapa pecinta sepak bola tentu masih ingat dengan aksi Zinedine Zidane di Piala Dunia 2006 silam. Bermain cemerlang sepanjang kejuaraan tersebut, Zizou yang dikenal mampu mengontrol emosinya dengan baik, gagal membentengi emosinya kala diprovokasi Marco Materazzi. Alhasil kapten Tim Ayam Jantan dipaksa keluar lapangan dan membuat negrinya gagal jadi kampium Piala Dunia 2006 silam. Kendati demikian, Pemain termahal dunia saat itu berhasil menjadi Pemain Terbaik sepanjang kejuaraan. Di Asia Tenggara terdapat cerita yang serupa tapi tak sama, ialah Firman Utina. Dipuja bagai Dewa di awal-awal turnamen, Firman membuat sebuah kesalahan yang berada di luar dugaan banyak orang. El Capitano Indonesia gagal mengeksekusi tendangan pinalti yang berhasil dilakukannya saat melawan Laos. Kegagalan eksekusi pinalti tersebut juga menjadi penyebab terbesar gagalnya garuda merengkuh trofi juara 2010 silam walau secara individu Firman diapresiasi sebagai MVP oleh Penghelat turnamen.
4. The Power of Blue, The Loser in White


Sepakbola tentu tak dapat dipisahkan dari jersey atau seragam kebanggaan tiap tim. Banyak tim besar dunia dikenal oleh Jersey yang mereka kenakan. Misalnya Belanda yang di juluki De Oranje karena jersey Oranye yang mereka kenakan. Manchester United dikenal dengan nama Setan Merah juga karena warna seragam home mereka. Tak jarang tim mendapat hokinya atau bahkan sialnya karena seragam itu sendiri. Salah satunya adalah Malaysia dan Indonesia. Malaysia sebenarnya memiliki jersey kandang berwarna kuning, namun Harimau Malaya tak kunjung meraih hoki dengan warna tersebut, sehingga tim memutuskan membalik jersey home dari berwarna kuning dengan jersey berwarna biru. Biru nyatanya menjadi warna keberuntungan bagi Malaysia, saat berseragam kuning mereka tak meraih satupun kemenangan di AFF cup lalu. Namun dengan baju berwarna biru, mereka mengamuk dengan selalu tampil baik salah satunya saat mengandaskan Indonesia di puncak AFF 2010. Indonesia justru mengalami kebalikannya, Garuda yang perkasa dan selalu menang dengan jersey tandang berwarna merah justru meraih kekalahan pertamanya di turnamen saat mengenakan seragam tandang warna putih.
5. Laser

Laser dalam sepakbola memang bukan lagi barang baru. Kendati FIFA telah mengharamkannya namun insiden terebut masih saja terjadi tak terkecuali di AFF Cup 2010 silam. Laser pointer digunakan oleh suporter timnas Malaysia untuk mengganggu penglihatan para pemain lawan saat berlaga di kandang mereka Stadion Bukit Jalil. Hal itu dilakukan suporter Malaysia kala Semifinal leg I melawan Vietnam dan Final leg I kontra Indonesia. Berkali-kali kamera televisi menangkap ulah jahil para suporter Malaysia tersebut. Bahkan karena sangat terganggu terhadap pancaran sinar laser Suporter lawan, para pemain timnas Indonesia sempat melayangkan protes kepada wasit sehingga wasit yang memimpin final leg I piala AFF harus menghentikan pertandingan selama beberapa menit. Beberapa Surat kabar di Vietnam dan Indonesia menyebutkan bahwa kekalahan timnas mereka atas Malaysia bukan karena masalah teknis tim melainkan pancaran sinar laser tersebut.
6. Indonesia (Juara Tanpa Mahkota)
Indonesia memang tampil sempurna di 5 laga awal Piala AFF 2010. Tak sekalipun gagal meraih kemenangan, Garuda Army berhasil mencetak 15 gol dan hanya 2 kali kebobolan hingga semifinal leg 2. Laskar Merah Putih hanya tersandung 1 kali di final leg 1 lawan Malaysia. Namun itu cukup untuk mengubur mimpi Garuda meraih titel pertama ajang sepakbola Asean. Bahkan jika AFF Cup 2010 berformat kompetisi dan bukan turnamen sudah barang pasti kitalah juaranya. Indonesia berada di puncak klasemen dengan 18 poin dengan hasil 6 kali menang dan 1 kali kalah. Sebenarnya kita adalah tim dengan penyerangan terbaik. Indonesia mampu mencetak 17 gol, jumlah yang tentu lebih besar dari torehan Malaysia yang hanya mampu membuat 11 gol. Indonesia bahkan juga mampu menampilkan gaya permainan menyerang dan sangat modern sehingga banyak mengundang decak kagum dan pujian dari para pengamat sepakbola luar negeri. 4 kali final namun 0 kali juara itulah kita. Tapi kami yakin di final ke 5 kitalah juaranya.

Itulah 6 hal tak terlupakan di AFF 2010 silam, keenam hal diatas kini tinggallah memori yang masih adalah semangat bangsa ini untuk bersatu salah satunya melalui cabang olahraga terpopuler di negeri ini sepakbola.