ORA WEDI GETIH !!!!!!!!!!!!

selamat datang di blog kami
kalau anda orang indonesia yang cinta indonesia kunjungi kami di sini

Kamis, 24 Februari 2011

LPI, Membangun atau Merusak?

Akhir tahun 2010 lalu, sekelompok masyarakat pecinta bola yang diketuai oleh Arifin Panigoro membentuk sebuah kompetisi sepakbola yang profesional dan mandiri. Sekalipun mendapat penolakan keras dari otoritas tertinggi sepakbola Indonesia Liga yang dianggap akan memprofesionalitaskan sepakbola Indonesia itu tetap bergulir. Bahkan awal tahun 2011 lalu,LPI resmi menggelar pertandingan pertamanya di kota Solo. Kini pertanyaannya, mampukah LPI memperbaiki kondisi sepakbola Indonesia atau malah menenggelamkannya? Di Entri ini saya akan mencoba mengulasnya.
1. Keuangan Secara Mandiri
Satu yang paling mencolaok antara ISL dan LPI adalah pendanaan klub pesertanya. LPI mengklaim pendanaan klub pesertanya adalah mandiri dibanding Liga Super Indonesia yang hampir semua klub pesertanya masih menggantungkan diri pada APBD. Namun kalimat mandiri nampaknya harus dikaji lebih lanjut. LPI memberikan pinjaman lunak kepada para pesertanya di awal kompetisi dan harus mengembalikannya dalam jangka waktu tertentu. Tapi hal tersebut nampaknya sulit dicapai bahkan hampir irrasional. Pasalnya mengembalikan dana Puluhan Milyar bukanlah hal yang gampang bagi sebuah klub sepakbola yang baru saja berdiri kemarin sore. Darimana dana pinjaman tersebut dapat dikembalikan? Jika dari sponsorship nampaknya sulit. Hampir semua tim peserta LPI tidak memiliki sponsor yang namanya tercetak dibagian depan baju para pemain. Hanya PSM Makassar dan Persebaya Surabaya yang notabene "eks" yang Liga Super memiliki pendanaan lumayam dari sponsor. Sedangkan yang lain?\
2. Klub-Klub Peserta
Klub-Klub LPI mengklaim mereka adalah klub profesional di Indonesia. Nama-nama mereka juga menarik seperti nama tim-tim sepakbola di luar negeri. Sebut saja :Tangerang Wolfes, Semarang United, Medan Chiefs dll. Tapi tahukah anda mayoritas klub LPI adalah klub yang baru kemarin berdiri. Hanya beberapa tim saja yang sudah lama berkiprah dalam jagad sepakbola nasional. Uniknya tim yang punya nama tersebut semuannya adalah "alumnus" ISL. Macam Persibo, Persema, PSM, dan Persebaya. Hanya merekalah yang punya suporter yang telah mendarahdaging rasa kecintaannya terhadap klub pujaannya.
3. Kualitas Kompetisi
Bisa ditebak dengan tim-tim yang masih "bayi", LPI tidak(belum) mampu menggelar kompetisi yang sebaik dan sekompetitif ISL. Kualitas permainan tim-tim peserta LPI rata-rata berada di bawah kelas tim ISL. Lihat saja Persema dan Persebaya yang merajai LPI. Padahal kedua tim tersebut adalah tim dengan label medioker bahkan papan bawah di ISL. ISL juga masih dianggap salah satu kompetisi terbaik di dataran Asia. ISL menempati urutan ke-8 dari seluruh kompetisi domestik di daratan Asia. ISL juga masih yang terbaik di ASEAN, lebih baik dari Liga Thailand, Singapura, atau Malaysia. Sponshorsip ISL ADALAH YANG terbaik kedua di Asia setelah J-Leage milik Negeri Sakura Jepang.
4. Keabsahan/Legalitas
Jika dikatakan tim-tim LPI lebih berani jor-joran dalam belanja pemain memang betul, tetapi seakan-akan semuanya tidak berguna saat FIFA menganggap LPI adalah ilegal. FIFA menganggap LPI yang berada di luar PSSI itu melanggar aturan yang dibuat FIFA. Dengan hal tersebut LPI tak ubahnya sebuah kompetisi "tarkam" (Tarikan Kampung) karena tanpa persetujuan dari otoritas tertinggi dalam sepakbola Dunia.
5. Dukungan Suporter
Jika berbicara suporter gila dan fanatik di Indonesia sangatlah banyak. Lihat saja Aremania, Viking, Jakmania dll. Tapi hanya 4 tim LPI yang memiliki suporter paling fanatik. Bonekmania milik Persebaya, Ngalamania milik Persema, Boromania,dan The maczman saja. Sedangkan tim yang lain selalu sepi jika bermain di kandang sendiri. Seluruh stadion sepi saat tim-tim LPI berlaga hal itulah yang menjadikan LPI seakan dijauhi penonton
Dari fakta-fakta diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ISL adalah kompetisi yang resmi milik FIFA, PSSI, dan Bangsa Indonesia. Marilah kita dukung dengan memperbaikinya jangan merusaknya dengan Kompetisi baru yang berpotensi melahirkan hukuman bagi sepakbola Nasional. Wassalam